Jakarta, Aktual.com — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dianggap perlu sesegera mungkin melakukan pembenahan dan evaluasi terhadap BUMN yang beroperasi saat ini.
Pasalnya, maraknya perseteruan antara BUMN dan persaingan tidak sehat antara BUMN dianggap justru akan mengganggu fokus kerja BUMN yang bersangkutan.
Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaen mengungkapkan, tantangan kedepan justru semakin besar dan semakin berat akibat terus menurunnya harga minyak dunia.
“Tantangan tidak hanya datang dari faktor eksternal tapi juga datang dari internal pemerintah sendiri, seperti maraknya perseteruan antara BUMN dan bahkan persaingan yang tidak sehat dari sesama BUMN,” beber Ferdinand dalam pesan elektroniknya ke Aktual.com, Kamis (14/1).
Menurut Ferdinand, Kementrian BUMN yang hingga kini tidak punya konsep tentang masa depan BUMN menjadi tantangan yang tidak ringan untuk dihadapi, salah satunya persaingan antara Pertamina dengan PGN. Persaingan yang justru memecah fokus BUMN untuk semakin besar, karena harus berhadapan dengan anak bangsa sendiri.
“Maka itu sangat penting agar kementerian BUMN segera melakukan pembenahan, melakukan evaluasi menyeluruh tentang BUMN,” tuturnya.
Evaluasi yang dimaksud misalnya berapa BUMN yang ideal, BUMN disektor apa saja yang perlu, BUMN mana yang harus dimerger, BUMN mana yang harus dilepas atau dilikuidasi.
Sehingga, lanjut Ferdinand kedepan sektor ini bisa bertumbuh dengan baik dan kuat menghadapi persaingan dengan asing dan bukan bersaing dengan bangsa sendiri.
“Kedepan Pertamina juga harus berbenah, meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi disegala lini serta fokus investasi pada bisnis yang prospek masa depannya bagus. Membuat roadmap suplay BBM yang murah dan mudah didapat, mengembangkan kilang kilang minyak baru dan membangun storage untuk ketahanan energi hingga mencapai 90 hari cadangan,” paparnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan