Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Bank Indonesia sebesar 7,50 persen. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Analis senior dari Recapital Aset Management, Pardomuan Sihombing meragukan keberanian Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI Rate). Sehingga dalam pengumuman BI Rate nanti kemungkinan besar bank sentral Indonesia itu akan menahan suku bunga di level 7,5 persen.

“Bila melihat lebih luas dalam konteks makro prudential, penurunan BI rate masih berisiko terhadap adanya capital outflow,” tandas Pardomuan lewat pesan singkat kepada Aktual.com, Kamis (14/1).

Itu lah yang kemudian masih menjadi pertimbangan BI, sehingga mereka agak ragu untuk menurunkan BI Rate. Jika suku bunga diturunkan, kemungkinan arus modal keluar akan banyak terjadi. Apalagi memang jelang pengumuman BI Rate itu, pasar merespon negatif terbukti dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks pada pembukaan Rabu (14/1) pagi dibuka melemah 44,40 poin atau 0,98 % ke 4.492,78.

Namun satu sisi, ia juga meliat ada ruang terjadinya penurunan BI Rate. Salah satu indikatornya adalah angka inflasi 2015 yang kecil sebesar 3,35 persen year on year. “Dengan kondisi inflasi yg rendah membuka ruang BI rate diturunkan. Tapi kalau pun turun tidak ekstrem, hanya 25 basis poins (bps),” tegasnya.

Dengan kehadiran pemerintah di RDG BI, ia mengapresiasi kehadiran pemerintah yang diwakili oleh Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian. “Dengan pemerintah datang ke RDG menambah perpektif kondisi ekonomi terkini. Namun ingat, keputusan tetap di BI,” tegasnya.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan