Jakarta, Aktual.com — Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa aksi ledakan bom di Sarinah, Thamrin, adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, apapun dalihnya.
“Kalau melihat aksi bom bunuh diri di kantor polisi itu, maka patut diduga sasarannya adalah polisi,” kata Din Syamsuddin di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (14/1).
Menurut Din Syamsuddin, apapun dalihnya aksi terorisme tidak dapat dibenarkan, baik dari pendekatan ajaran agama maupun dari pendekatan penegakan hukum negara.
Din Syamsuddin yang saat ini menjabat Co-President of Religions for Peace (RfP) dan Chairman of Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), menjadi panitia diskusi para tokoh agama dan organisasi keagamaan di dunia, di Jakarta, 13-14 Januari 2016.
“Pertemuan di Jakarta merupakan pertemuan awal sebelum diselenggarakannya pertemuan puncak, RFP dan CDCC, di Istmbul, Turki, pada Mei mendatang,” katanya.
Menurut Din, para peserta diskusi tersebut memuji Indonesia yang dinilai sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia dan kondisi keamanannya selalu kondusif.
Menurut para tokoh keagaman tersebut, sambungnya, Indonesia adalah negara yang keamanannya stabil serta kehidupan keagamaannya moderat.
Namun, ketika pada Kamis pagi terjadi ledakan bom di Jalan MH Thamrim Jakarta, para tokoh dari internasional tersebut banyak bertanya, mengapa sampai terjadi ledakan bom.
“Saya sampai menghubungi Kapolri, untuk mendapat penjelasan langsung, sebelum memberikan jawaban kepada para tokoh agama dari dunia internasional itu,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara