Sejumlah warga eks-Gafatar tiba di terminal keberangkatan di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (22/1). Pemerintah memulangkan 2.391 warga eks-Gafatar ke daerah asal yaitu Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras/16

Jakarta, Aktual.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat siap kawal proses pembinaan eks Gafatar asal Jawa Barat. Hal itu dinilai penting karena mengembalikan pemahaman tentang ideologi atau doktrin kepercayaan tidak mudah dan sulit dilakukan dalam waktu singkat.

Sekretaris MUI Jawa Barat, Arfani Achyar mengatakan pihaknya juga akan mencoba berkoordinasi dengan MUI di kabupaten/kota se Jabar dan juga menggandeng Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam di daerah yang terdapat eks Gafatar.

Arfani berharap langkah pembinaan yang dirancangnya dapat benar-benar memupus pemahaman keliru tentang ajaran Islam khususnya yang sudah didoktrinkan oleh para pendiri atau tokoh-tokoh Gafatar selama ini. Ia berharap ada peran pemerintah juga dalam proses pembinaan tersebut kedepannya.

“Pemerintah daerah atau aparat harus ambil bagian, misalnya dalam hal keamanannya. Saya mengusulkan begitu dipulangkan pemerintah, MUI, tokoh agama dan ormas serta lainnya ikut memberi pembinaan supaya tidak kembali lagi dengan sisa-sisa pemahaman yang keliru sebelumnya. Karena, tidak mudah menghilangkan doktrin atau keyakinan seeorang itu,” kata Arfani.

Pihaknya juga berharap, masyarakat tidak terprovokasi oleh orang atau sekelompok orang yang ingin memperkeruh suasana keharmonisan umat beragama di Indonesia.  Merutunya, eks Gafatar hanya tersesat dan kewajiban saudaranya untuk mengajak kembali dan memberikan pemahaman yang benar melalui proses pembinaan.

“Rapat proses pemulangan untuk mencegah adanya reaksi juga dari masyarakat yang berlebihan. Saya berharap itu tidak ada, tidak boleh ada tindak kekerasan, aanggap mereka kesasar kita harus bantu meluruskan dan penerangan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka