Surabaya, Aktual.com – Lokasi penampungan eks Gafatar di gedung Transito Disnaker Jatim, begitu banyak kisah.

Diantaranya, seorang pria paruh baya asal Sleman, Yogjakarta, rela datang jauh-jauh ke penampungan eks Gafatar di asrama Transito, untuk mencari anak dan cucunya yang hilang sejak Desember 2015 lalu.

Dengan berbekal foto anak dan cucunya, pria yang diketahui bernama M Taufik tersebut, datang dari jauh dan masuk ke ruang-ruang penampungan.

Hingga satu jam lebih melakukan pencarian, namun tidak menemukan kerabat yang dicari. Tidak hari ini saja, tetapi hal itu ia lakukan setiap hari sejak kedatangan gelombang pertama pada tanggal 23 Januari 2015 kemarin.

“Jujur, kami rindu dengan anak dan cucu saya. Saya setiap hari di sini mencari mereka. Kalau ada rombongan gelombang berikutnya yang datang, saya begitu senang. Tapi kalau nggak ada, saya kembali gelisah.” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (26/1).

“Anak saya namanya Diah Ayu Yulianingsih, (27). Dan cucu saya namanya Raina. Dia usianya baru dua tahun. Saya sudah rindu ingin menggendongnya, ” lanjut Taufik sambil menunjukkan foto keluarganya.

Taufik meyakini bahwa putrinya bergabung dengan ormas Gafatar. Sebab, sebelum anak dan cucunya pergi dari rumah, Taufik menemukan lagu-lagu Gafatar di ponsel milik anaknya. Hal itu dikuatkan dengan teman anaknya yang terlihat di internet menjadi pengurus gafatar.

Kendati hari ini belum berhasil menemukan, Taufik berjanji akan terus melakukan pencarian. Bahkan Taufik sudah menyuruh kerabatnya yang lain untuk mencari anak dan putrinya di penampungan di Boyolali.

Artikel ini ditulis oleh: