Jakarta, Aktual.com — Saat ini sudah lebih setengah bulan sejak Freeport melakukan penawaran saham, belum ada kemajuan yang berarti dari pemerintah untuk melakukan divestasi, pemerintah masih melakukan sebatas kajian, terutama dari sisi harga.
Dirjen Minerba, Bambang Gatot Ariyono menyampaikan bahwa perkembangan kinerja tim divestasi Freeport masih menunggu masukan dari berbagai pihak terkait.
“Mengenai tim divestasi Freeport, rekomendasi dari Kementerian belum masuk semua, belum rampung, nanti kalau rekomendasi sudah masuk baru kita panggil,” jelasnya usai melaukan rapat revisi UU Minerba bersama sejumlah anggota DPR Komisi VII di kantor Ditjen Minerba jln supomo, Jakarta. Senin (1/2).
Seperti yang telah diketahui bahwa pihak Freeport telah mengirim surat penawaran Divestasi 10,64 persen saham Kepada Kementerian ESDM tertanggal Rabu, 13/1.
Dalam kalkulasinya, nilai 100 persen saham PT Freeport Indonesia diklaim mencapai USD16,2 atau setara Rp225,18 triliun dengan kurs Rp 13,900. Dengan demikian, harga dari 10,64 persen saham sebesar USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun.
Director and Executive Vice President Freeport Indonesia Clementino Lamury telah menjelaskan bahwasanya penawaran yang diajukan oleh Freeport berdasarkan perhitungan dengan memasukkan asumsi perpanjangan operasi yang akan didapat Freeport setelah 2021.
Selain itu, dia juga telah menghitung investasi yang telah dikeluarkan Freeport sebesar USD4,3 miliar untuk tambang bawah tanah (underground mining), serta rencana investasi yang akan dikeluarkan dari saat ini hingga berakhir kontrak pada 2021.
Namun hingga saat ini penawaran divestasi tersebut belum mendapat tanggapan dari pemerintah, pemerintah masih keberatan atas harga tersebut.
Kendati demikian Menteri BUMN Rini Soemarno pernah mengungkapkan bahwa dirinya tertarik untuk melakukan divestasi dengan mendorong PT ANTAM dan Inalum.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka