Jakarta, Aktual.com — Politisi PAN Nasril Bahar mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta – Bandung meski disampaikan pemerintah melalui Kementerian BUMN tidak menggunakan anggaran negara, dalam realisasinya bisa berkebalikan.
Sebab, selain keterlibatan empat BUMN dalam proyek tersebut, belakangan juga diketahui pemerintah memberikan jaminan atas proyek senilai USD5,5 miliar itu.
“Meski itu bukan beban APBN, tetapi sesungguhnya ini akan jadi beban negara, ketika ada jaminan daripada negara. Rasanya investor Cina, mana mau begitu saja berinvestasi tanpa ada jaminan. Dan mereka tahu, konsorsium melalui bumn itu juga jaminan negara,” terang Nasril saat dihubungi, Senin (1/2).
Empat BUMN yang terlibat dalam proyek kereta cepat adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT KAI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Keempatnya tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), sementara dari pihak investor adalah China Railway International Co.Ltd.
“Kalau merugi, BUMN tdak bisa melanjutkan, itu bisa loh Cina menuntut pemerintah. Makanya kita melihat apakah proyek ini proyek prestisius, proyek persiapan pencitraan dini pemerintah untuk persiapan tingkat prestasi di 2019. Padahal semua meyakini proyek prestisius ini akan mangkrak ke depan,” ucap Nasril.
Anggota Komisi VI itu sebelumnya mengatakan pembangunan infrastruktur seharusnya dirancang dalam skala prioritas. Dicari mana yang sekiranya mendesak dibutuhkan masyarakat dan mana yang tidak mendesak. Dan, dalam kacamatanya proyek kereta cepat tidak masuk dalam skala prioritas dimaksud.
“Hampir semua, kami memperkirakan proyek-proyek ini akan terjadi mangkrak. Kita timbul pemikiran, kenapa tidak dialihkan ke proyek lain yang lebih urgen untuk kepentingan masyarakat kecil,” kata dia.
“Seperti jalan, jembatan, anak-anak yang sekolah naik perahu, naik pohon dan pegangan tali untuk seberang jembatan. Mereka yang harus jalan kaki karena angkutan umum tidak bisa masuk, kenapa itu tidak didahulukan kesitu,” tambah Nasril.
Artikel ini ditulis oleh: