Jakarta, Aktual.com — Wartawan berkebangsaan Inggris yang menjadi mualaf, Yvonne Riddley menyebutkan, bahwa toleransi beragama telah dirasakan semua umat di wilayah Andalusia Spanyol bahkan tiap penduduk memiliki hak politik yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
Hal itu diungkapkannya dalam konferensi yang diadakan Islamic Society (ISOC) Universitas Essex yang mengelar acara Islamic Awareness Week di kampus universitas Essex, Colchester, Inggris, demikian kata Sekretaris Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Essex Hasna Azmi Fadhilah kepada pewarta berita Indonesia, Selasa (09/02).
Yvonne Riddley dalam paparan berjudul ‘Convenencia dalam Islam ‘menyebutkan bahwa semua umat pernah merasakan indahnya khalifah Islam di daerah Andalusia Spanyol, hal yang tidak dirasakan oleh beragam umat di masa sekarang.
Wartawan asal Inggris yang kini menjadi Muslimah tersebut mengakui pada saat itu disebut sebagai “golden age of tolerance”. Bahkan hal ini (toleransi beragama di daerah Spanyol) bisa bertahan lama hingga peristiwa Holocaust (pembunuhan 6 juta jiwa berbagai etnis oleh Nazi Jerman) terjadi.
Namun sayangnya di era modern, terutama setelah peristiwa WTC 11/9/2001, media kanan seringkali memberitakan negatif tentang Muslim, ujar wanita yang sering tampil menyuarakan Islam yang damai. Yvonne Riddley menyebutkan penyebaran Islam dahulu bukan hanya terfokus pada satu wilayah, namun juga di semua wilayah yang merupakan upaya damai dari Rasul.
Menurut mantan wartawan Sunday Express itu, kesalahpahaman sering kali digambarkan secara luas oleh media dengan mengatasnamakan kebebasan jurnalisme yang kemudian menyebabkan munculnya Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam di Amerika dan Eropa.
Dikatakannya politik fear banyak digunkan gerakan ‘human right’ dan organisasi lain yang berlabel anti-Islam. Hijab merupakan bentuk alienation oleh komunitas barat, ujar Yvonne Riddley yang aktif berdakwah di berbagai negara.
The ISOC Conference bertemakan “Can We Nor Live Together?”, merupakan ajang tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan integritas pelajar muslim di Essex dalam meluruskan kesalahpahaman tentang muslim yang terjadi di kalangan publik negara-negara barat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara