Jakarta, Aktual.com – Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) berjenis premium di wilayah DKI Jakarta yang diwacanakan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) beberapa waktu lalu dianggap wacana yanga hanya akan membunuh rakyat kecil di Jakarta. Pasalnya, premium sangat dibutuhkan oleh kaum pekerja kelas bawah, seperti supir angkot ojek ataupun supir taksi.
Alhasil, kebijakan tersebut dikatakan oleh salah seorang supir taksi bandara, Budi (41) sebagai kebijakan yang kurang kerjaan.
“Sekarang Ahok jangan ngurusin itu dulu lah (premium). Ngurusin yang online (Grab Car, Uber Taxi, dll) itu dululah,” ucapnya kepada Aktual.com, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (17/2).
Hal itu dikarenakan, pengusaha-pengusaha kendaraan online tersebut dianggap Budi tidak memiliki surat ijin yang pasti dalam beroperasi.
“Mereka itu kan gak ada pajak, gak ada badan hukum, gak ada badan usaha. Ngapain dia (Ahok) utak-utik yang plat kuning (resmi),” ucap Budi yang sudah menjadi supir taksi yang sudah malang melintang di 15 perusahaan taksi selama 25 tahun itu.
Senada dengan Budi, kawannya Deden (38) menimpali. Bahwa Ahok tidak semestinya semena-mena ingin menghapuskan premium di Jakarta.
“Jadi jangan tambahin lagi penderitaanya. Jadi jangan macem-macem. Entah kapan pasti demo kalau premium diapusin,” sambung Deden.
Terakhir, Deden mengingatkan kepada Ahok untuk lebih prihatin kepada rakyat kecil yang sangat membutuhkan keberadaan premium untuk mobil yang ia gunakan bekerja.
“Kita ini orang-orang gak mampu yang butuh pemasukan. Dua hari nggak kerja sudah kliyengan kita. Jadi tolong, jangan dihapus premium,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: