Jakarta, Aktual.com — Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) mendorong manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengukir sejarah positif buat rakyat di bumi Cenderawasih terkait permintaan jabatan presiden direktur untuk orang asli Papua.

“Apa salahnya (Freeport) buat sejarah untuk orang Papua (menjabat presiden direktur), tapi kami tidak memaksakan. Silahkan manajemen yang mengaturnya, kami hanya menyampaikan, kami mau Freeport bikin sejarah untuk Papua,” kata Ketua DPRP, Yunus Wonda, di Jayapura, Jumat (26/2).

Mengenai nama-nama untuk calon presiden direktur PTFI dari orang asli Papua sebagai pengganti Maroef Sjamsudin yang mengundurkan diri, politisi dari partai bintang mercy itu enggan menyebutkan.

“Saya tidak tahu, mau lima nama atau 10 nama, yang penting Freeport mau tidak buat sejarah di Papua,” katanya.

Menurut dia, keputusan siapa yang tepat dan layak menduduki jabatan tersebut merupakan ranahnya manajemen PT Freeport Indonesia, pihaknya hanya sekedar menyampaikan apa yang menjadi aspirasi dari rakyat Papua yang meminta pemberdayaan.

“Manajemen Freeport-lah yang menentukan, apakah mau memberdayakan orang asli Papua atau tidak. Kalaupun memberdayakan orang Papua, harus yang punya hati. Jangan orang Papua sudah masuk, tapi prakteknya lebih bagus yang bukan orang Papua,” kata Yunus Wonda.

Pekan lalu, sejumlah pemuda adat Papua menyatakan aspirasinya ke kantor Gubernur Papua terkait jabatan presiden direktur perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia itu harus orang asli Papua yang mendudukinya.

Gubernur Lukas Enembe pun menyampaikan kesediaanya merekomendasikan sejumlah nama orang asli Papua yang dianggap layak dan tepat untuk menjadi presiden direktur PT Freeport Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara