Bandung, Aktual.com — Cap Go Meh dikenal menjadi perayaan bagi etnis Tionghoa, namun saat ini tidak lagi. Seperti di Bandung, perayaan Cap Go Meh dimeriahkan juga oleh warga lokal bukan keturunan etnis Tionghoa.
Mereka selain merasakan hiruk pikuk perayaan, banyak warga yang unjuk kebolehan juga seperti di Vihara Dharma Ramsi, Jalan Cibadak, Kota Bandung, Sabtu (5/3). Mereka juga ikut serta membawa berbagai kebutuhan kirab.
Koordinator bidang kesenian Vihara Dharma Ramsi, Erik Mintarja (73) mengatakan, perayaan tahun ini cukup banyak orang Sunda asli yang ikut memeriahkan, seperti ikut menjadi pemukul tambur, mengangkat joli atau menjadi barongsai dan liong atau naga.
“Kita ini kebanyakan adalah orang Sunda, bahkan orang Tionghoanya cuma sedikit yaitu saya sendiri diantaranya,” kata Erik disela acara.
Soal alat musik pada acara ini pun dikatakannya ada perpaduan Sunda dan Tionghoa, seperti yang ditabuh untuk mengiringi arak-arakan, pihaknya pun memadukan budaya Tionghoa dan Jawa Barat.
“Memang sejak tahun 2012 lalu saya mengawinkan ‘tambur’ dengan ‘kolenang’ alat musik khas Sunda,” ucapnya.
Sementara ini, perayaan saat ini digelar secara internal oleh Vihara Dharma Ramsi. Rute yang dilalui arak-arakan pun cenderung lebih pendek dibandingkan tahun lalu. Tapi, acara yang juga digelar Minggu (6/3) besok ini pun tetap berlangsung meriah, kendati persiapan yang mepet juga, yakni satu pekan.
“Besok (Minggu) ada parade liong dan barongsai ada sekitaran 20 tim yang ikut, mayoritas dari Bandung tapi rencananya ada juga dari Jonggol, Sukabumi, Garut dan Cianjur,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby