Jakarta, Aktual.com — Di tengah turunnya harga minyak dunia, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) merealisasikan produksi puncak lapangan Banyuurip Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hingga mencapai 165.000 barel per-hari, sejak sepekan lalu.

Ketika ditanya terkait harga minyak yang terus turun hingga sekitar 30 dolar Amerika Serikat per-barel, ia menyatakan hal itu tidak ada masalah.

Pembagian keuntungan antara operator dengan Pemerintah, untuk persentasenya sudah diatur sedemikian rupa, sehingga Pemerintah tidak merugi.

“Pembagian keuntungan antara operator dengan Pemerintah tetap mengacu perjanjian yang sudah disepakati bersama,” ujar Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia (EMOI), Erwin Maryoto, Senin (7/3).

Dalam hal ini, lanjut dia, perjanjian yang dibuat juga membatasi operator untuk bisa memperoleh keuntungan yang bisa mengakibatkan Pemerintah merugi.

Sesuai data, pembagian keuntungan produksi minyak Blok Cepu, antara Pemerintah dan operator yaitu, kalau harga minyak 0-30 dolar Amerika Serikat per barel, maka perolehan Pemerintah 46,3 persen dan operator 53,57 persen.

Tapi, kalau harga minyak 35-40 dolar Amerika Serikat per barel, maka perolehan Pemerintah 55,35 persen, dan operator 44,64 persen.

Sedangkan kalau harga 40-45 dolar Amerika Serikat per barel, maka perolehan Pemerintah 64,28 persen dan operator 35,7 persen, dan harga minyak dunia di atas 45 dolar Amerika Serikat per barel, maka perolehan Pemerintah 73,2 persen dan operator 26,7 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka