Direktur IRESS, Marwan Batubara (Aktual/Ilst.Nelson)
Direktur IRESS, Marwan Batubara (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Formulasi perhitungan serta pemberlakuan harga penjualan BBM dalam Perpres No.191 Tahun 2014 yang mengacu pada variabel harga minyak dunia, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS serta mekanisme peninjauan per tiga bulan, ternyata dirasa tidak relevan dan tidak berkeadilan.

Terbukti pada penerapan Perpres tersebut muncul dilema, yang mana ketika harga minyak dunia mengalami anjlok sekitar 2 bulan yang lalu, namun harga BBM tidak bisa segera diturunkan, sementara harga minyak dunia belakangan ini kembali merangkak naik. Jika mengikuti formula dan jadwal yang berlaku, dalam beberapa hari ke depan, pemerintah harus menurunkan harga BBM.

Padahal, dengan tren harga minyak yang terus naik belakangan ini, 3 bulan berikutnya pemerintah harus kembali menaikkan harga BBM.

“Dalam kondisi harga minyak yang dinamis dan dampak kenaikan harga BBM yang selalu negatif terhadap inflasi dan ekonomi nasional serta kehidupan masyarakat, apakah tepat jika pemerintah berketetapan dengan rencana kebijakan menurunkan harga BBM dalam waktu dekat? Tampaknya hal tersebut perlu dipertimbangkan dengan seksama,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara dalam rilisnya Jum’at (18/3).

Menurut Marwan, turunnya harga BBM ternyata tidak banyak berdampak pada turunnya harga barang dan jasa. Harga BBM yang sangat rendah pun telah membuat tidak berkembangnya produksi EBT atau BBN.

Dengan demikian IRESS meminta pemerintah mereview kebijakan harga BBM yang diatur dalam Perpres No.191 dengan membuat kebijakan baru. Kebijakan baru tersebut antara lain harus konstitusional, berkelanjutan, terintegrasi dengan rencana pengembangan EBT, mengandung aspek stabilisasi harga.

Dia menyarankan kebijakan harga yang dapat diambil pemerintah adalah dengan menerapkan skema harga yang memiliki batas atas dan batas bawah dan penerapan dana stabilisasi. Dana stabilisasi antara lain diambil dari selisih harga beli minyak dunia dengan harga jual BBM, terutama saat harga minyak dunia sedang turun.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan