Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Bank Indonesia sebesar 7,50 persen. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menyebut status layak investasi yang dikantongi pemerintah Indonesia memang terus dipantau oleh lembaga rating dunia, Fitch Rating dan Moody’s.

Agar statusnya terus meningkat, ada isu-isu sentral yang memang harus dibenahi oleh pemerintah, antara lain terkait dengan aspek institusional dan fiskal.

“Kalau masih tertahan sampai sekarang (status layak investasi), saya meyakini mereka itu terus observasi, tapi dari sisi kita mestinya memperhatikan dua isu penting, yaitu terkait aspek institusional dan fiskal,” tandas dia di Gedung BI, di Jakarta, Jumat (18/3).

Menurut dia, terkait dengan aspek institusional itu salah satunya soal tata kelola dalam penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

“Makanya kami minta soal harga BBM itu harus dijelaskan apakah dilakukan review tiga bulan sekali atau bagaimana?,” tegas Agus.

Bahkan, dia juga minta pemerintah dalam penentuan harga BBM itu harus dilakukan setransparan mungkin.

“Kami juga melihat, dari sistem perhitungannya seperti apa itu belum jelas. Makanya, harus direspons (oleh pemerintah/Kementerian ESDM),” tegas dia lagi.

Masih dalam aspek institusional, lanjut dia, perlu juga digenjot soal kepastian hukum. Karena dalam kepastian hukum ini, pemerintah diminta untuk terus meningkatkannya.

“Kemarin sudah disahkan UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Sitem Keuangan. Itu bagus sekali buat sistem keuangan kita dari aspek hukumnya,” lanjut dia dengan menambahkan dari sisi fiskal harus diperkuat karena penerimaan negara sudah tidak seperti yang direncanakan dalam APBN.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan