Jakarta, Aktual.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Staf khususnya Sunny Tanuwidjaja , belakangan ini kerap membawa-bawa Presiden Joko Widodo ke kasus suap reperda reklamasi teluk Jakarta.

Padahal dalam hal ini Jokowi selaku kepala negara tidak terkait dengan kasus tersebut, karena kewenangan untuk menerbitkan izin reklamasi sepenuhnya diserobot Ahok.

Direktur Centre For Budget Analysis Uchok Sky Khadafi menilai, baik Sunny dan Ahok saat ini sengaja membawa Jokowi ke kasus yang membelit Presdir PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja itu.

“Mereka ini memang mau membawa Jokowi, biar kasus ini diintervensi,” ujar Uchok ketika berbincang dengan Aktual.com, Senin (11/4).

Uchok menambahkan, dengan dibawanya Jokowi ke kasus ini juga agar bisa diselesaikan secara politik bukan secara hukum. “Padahal kita tahu semua, reklamasi ini ilegal, merusak lingkungan dan terjadi korupsi lagi.”

Sepertinya, sindir dia, Jokowi selaku kepala negara memang harus turun tangan untuk membela keduanya. “Biar selesai secara politik saja gitu. Karena jika dilihat memang mengarah kesana.”

Diketahui, Sunny Tanuwidjaja mengaku sebagai penghubung Ahok dengan berbagai pengusaha. Salah satu alasannya karena kebanyakan pengusaha pengembang memiliki persepsi bahwa Basuki dekat dengan Presiden Joko Widodo.

Melalui pembicaraan dengan Ahok, mereka berharap aspirasi mereka terhadap Jokowi bisa sampai. “Pak Gubernur itu dekat dengan Presiden, bisa memberikan masukan dengan Presiden, persepsinya seperti itu,” kata Sunny di Balai Kota DKI Jakarta seusai menemui Basuki.

“Jadi mereka suka ngobrol dengan Pak Gubernur, harapannya bisa disampaikan kepada Pak Presiden, kira-kira gitu.”

Sunny disebut Ahok, sebagai salah satu stafnya. Ahok mengakui Sunny banyak membantunya menemui para pengusaha.

Nama Sunny disebut kuasa hukum M Sanusi sebagai perantara dengan pengembang terkait reklamasi Teluk Jakarta. Sunny kemudian dicegah oleh Imigrasi atas permintaan KPK.

Laporan: Wisnu Jusep

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby