Surabaya, Aktual.Com-Hingga kini masih ada 26 korban longsor di Ponorogo yang masih belum ditemukan.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengatakan jika saat ini tim sar yang terdiri dari Polri, TNI dan tagana masih kesulitan melajukan pencarian, termasuk evakuasi.
Sebab, kondisi tanah longsor dalam keadaan miring. Selain itu, korban diperkirakan terpendam di kedalaman 17 meter.
“Jadi, kan sudah ada tanda bendera merah. Itu kedalamannya 17 meter, dan lokasinya miring. Itu yang membuat tim untuk melakukan pencarian, meski sudah alat berat.” kata Soekarwo saat di Gedung Grahadi Surabaya, Senin 3 April 2017.
Pemprov Jatim, lanjutnya, saat ini masih melakukan perhitungan mengenai anggaran korban bencana. Tetapi, prmrpov jatim telah menyuapkan anggaran sebesar 100 miliar yang akan dikucurkan sesuai kebutuhan.
“Anggaran bencana kan sudah kita siapkan 100 miliar rupiah. Tetapi, kebutuhannya masih dalam perhitungan. Nanti biar Pemda Ponorogo yang melaporkan dan mengelolanya.” kata Soekarwo.
Yang jelas, korban meninggal mendapatkan anggaran 10 juta rupiah yang diberikan kepada keluarganya. Sementara, untuk saat ini masih fokus pada kebutuhan hidup dari para pengungsi.
Soekarwo juga menceritakan, seminggu sebelum terjadinya longsor, pemerintah setempat sebenarnya telah mengungsikan penduduk di tempat kepala desa. Sebab, saat itu sudah terjadi penurunan tanah. Namun karena bertepatan dengan masa jelang panen jahe, warga akhirnya kembali ke atas pada Jumat (31/3), atau sehari sebelum terjadinya longsor.
Seperti diketahui, bencana longsor terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, pada Sabtu (1/4) kemarin.
Pewarta : Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs