Jakarta, Aktual.com — Buronanan sekaligus terpidana kasus Bantuan Likuditas Bank Indonesia Samadikun Hartono dibawa dari Cina ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menggunakan pesawat sewaan.
Demikian dikatakan Jaksa Agung HM Prasetyo saat konferensi pers bersama Kepala BIN Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam.
Sutiyoso yang duduk disamping Prasetyo menimpali, bahwa operasi intelijen itu biayanya sangat mahal. “Ya memang operasi intelijen itu mahal,” ujarnya.
Prasertyo kembali melanjutkan, bahwa dalam operasi intelijen itu harus memperhatikan berbagai hal, di antaranya keamanan, keselamatan dan kelancaran.
“Anda bisa bayangkan kalau yang bersangkutan dibawa dengan pesat terbang komersil.”
Sutiyoso kembali menimpali, jika menggunakan pesawat komersil, maka harus transit di sejumlah tempat dan harus berurusan dengan pihak imigrasi, sehingga menghambat pemulangan. “Perkara lagi, kita sulit.”
Menurut Prasetyo, Samadikun diterbangkan langsung dari Shanghai, Cina, ke Bandara Halim Perdanakusuma agar bisa langsung sampai ke Tanah Air dan menjalani hukuman badan serta membayar uang pengganti.
Sedangkan saat wartawan menanyakan, alasan Samadikun tidak diborgol saat berada dalam pesawat dan setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Sutiyoso berdalih, mantan komisaris utama (Komut) Bank Modern itu kooperatif.
“Soalnya orangnya kooperatif.”
Ketika wartawan mencecar jika Samadikun memang kooperatif, maka tidak akan buron hingga 13 tahun dan minta maaf setelah tertangkap, Prasetyo menjawab. “Ya sudahlah, yang penting dia jalani pidananya, percayakan ke penegak hukum, yang jadi eksekutor Kejaksaan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu