Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai pengunduran diri Rustam Effendi sebagai Walikota Jakarta Utara merupakan bentuk blunder kesekian kali dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menurutnya, Ahok dalam beberapa kesempatan kerap melontarkan statemen yang berubah-ubah. Terutama sejak kasus reklamasi di Pantai Utara Jakarta dan kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras mengemuka di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Soal Rustam misalnya, disebut Ahok bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra yang juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Statement disampaikan dalam forum resmi dan disaksikan media massa. Belakangan, Ahok meralatnya dengan menekankan apa yang disampaikan adalah becanda.
“Ahok terlalu sering komentar berubah-ubah, termasuk soal Rustam Effendi ini. Orang yang sudah berusaha bekerja dengan hati tetapi malah dituduh bersekongkol (dengan Yusril),” terang Hendri saat dihubungi Aktual.com, Selasa (26/4).
“Belakangan dia bilang becanda. Ini komunikasi politik yang sangat tidak baik. Apalagi Pak Ahok ketawa-tawa menanggapi hal tersebut,” lanjutnya.
Hendri mengingatkan, blunder serupa sebenarnya pernah dilakukan calon petahana Fauzi Bowo pada Pilkada 2012 lalu. Dimana Foke, sapaannya, pernah ‘menyakiti’ warga Solo dalam suatu acara. Yakni dengan mempersilahkan warga Solo untuk pulang ke kampungnya apabila tidak mengikuti kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Blunder Foke ini membuat elektabilitasnya terus turun tajam, karena statemen demi statemennya yang mengundang kontroversi,” terangnya.
Artikel ini ditulis oleh: