Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait likuidasi Petral Group di Jakarta, Senin (4/4). Pertamina telah melakukan formal likuidasi Petral Group yang terdiri dari Zambesi, Petral dan PES pada Februari 2016 lalu sehingga lebih cepat dari target sebelumnya yakni Juni 2016. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/16.

Jakarta, Aktual.com — Tak terima dikritik mengenai keterlambatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan penggunaan konsultan asing, Direktur utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto menuding Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) ditunggangi kepentingan politik.

Sebelumnya dalam kata sambutan acara pengokohan pengurus FSPPB, Presiden FSPPB, Noviandri mengkritisi berbagai kebijakan Dwi Soetjipto. Menurut Noviandri banyak yang harus dievaluasi dan diselesaikan berbagai permasalahan dalam internal Pertamina

Namun dalam kesempatan yang sama saat Dwi menyampaikan kata sambutan, dia malah menyudutkan FSPPB dan mengatakan ada oknum didalam FSPPB yang bermain politik dan menjalin hubungan dengan pihak lain untuk mencekal berbagai kebijakan strategisnya terutama mengenai penggunaan konsultan asing.

“Saya tidak mau FSPPB dipake sebagai dukungan politik oleh mitra, jadi tolong diperhatikan apakah upaya menolak rencana strategis itu benar benar murni atau ditunggangi,” tegas Dwi di Kantor Pusat Pertamina, Selasa (26/4).

Bahkan lebih jauh dia mengatakan beberapa tokoh di FSPPB telah menemukan pihak tertentu dalam upaya konsolidasi untuk mendorong pencopotan dirinya dan direksi dari jabatan yang ada.

“Saya tahu beberapa tokoh di serikat yang datang ke pihak tertentu untuk mendorong pencopotan Direksi,” tuturnya.

Kemudian kendati beberapa anggota FSPPB menantang agar Dwi berani menyebutkan nama orang yang dia maksud, akantetapi Dwi menolak tuk mengatakan hal itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan