Demikian juga setelah pindah ke Jawa timur yang dipelopori oleh Mpu Sendok berdiri kerajaan Kediri, hingga Singosari yang sanggup meluaskan wilayahnya di Asia tenggara, juga hancur dari dalam terjadi pemberontakan. Dan terahir Majapahit setelah terjadi perang paregrek dimana Majapahit barat dan Majapahit timur saling serang yang berakibat runtuh nya kerajaan terbesar di Nusantara tersebut pada abad ke 14 Masehi.

Belajar dari sejarah masa lalu bahwa bangsa ini bisa runtuh karena digerogoti dari dalam bukan runtuh karena invasi militer dari luar, tapi diciptakan sendiri oleh para anak bangsa yang telah kehilangan jati diri dan moral bangsa, yang segala sesuatu berorientasi menyangkut kepentingan materi.

menurut penulis untuk mengembalikan jati diri bangsa sebagai bangsa timur yang sangat beradap dan berkeadilan sesuai yang dicita citakan oleh para pendiri bangsa ini (Founding Fathers) kita langkah awal adalah benahi dulu akar permasalahan dari bawah yakni kesejahteraan rakyat dengan ciptakan papan sandang pangan murah dan keamanan sangat terjamin seperti hal nya masa Orde Baru, lalu perbaiki sistem ketatanegaraan dimana sejak awal negeri ini dibentuk oleh para pendiri bangsa adalah dengan sistem perwakilan dimana DPR sebagai representativ secara politis pengontrol eksekutif, dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) sebagai representatif dari fungsional ketatanegaraan negaraan yang memberikan arah tujuan kepada eksekutif dalam hal ini Chif of Government, selaku lembaga yang memang merupakan perwakilan kedaulatan rakyat hal ini sesuai pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebelum di amandemen yang berbunyi “Kedaulatan adalah ditangan Rakyat dan sespenuhnya dilakukan oleh Majejis Permusyawaratan Rakyat “, tanpa dikembalikan fungsi dan kewenangan MPR sesuai dalam UUD 1945 yang lama maka negara ini selalu tidak jelas kemana sebenarnya arah yang akan dituju dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Pada pidato Pandangan umum dalam rapat BPUPKI Pendiri bangsa kita Moh Yamin menyatakan “bahwa kita untuk mencapai negara yang baru yang akan kita bentuk perlu dibentuk sebuah lembaga Majelis Permusyawaratan yang menampung seluruh aspirasi rakyat secara nasional yang terdiri dari unsur Parlemen, dan utusan daerah serta utusan golongan, sebagai manifestasi dari suara seluruh rakyat” ini yang telah dilupakan oleh para generasi muda, dimana harus belajar dari sejarah berdirinya bangsa.

Yang kedua benahi sistem pendidikan dasar harus dirombak dimana pada tingkat dasar yakni SD sari kelas satu hingga kelas tiga khusus diajarkan Budi pekerti, dan rasa tanggung jawab moral sebagai fitrah manusia dilahirkan, ajarkan mereka budaya bangsa seperti hal nya di Jepang dan pada tahun 1970 an saat Orde Baru berkuasa, telah dibangun SD Inpres dan biaya sekolah sekolah sangat murah yang merupakan langkah awal mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian juga peran orang tua dimana harus dipahami untuk menciptakan generasi bangsa yang maju harus dipompa rasa nasionalisme diberikan sosialisasi dan contoh yang baik dari pucuk pimpinan di negeri ini agar para orang tua yang merupakan rakyat bisa mawas diri dan pemimpin nya jadi panutan, dengan kejujuran dan kerja keras yang bisa dicontoh masyarakat sebagai orang tua generasi muda dimana peran membangun karakter tidak bisa lepas dari peran orang tua anak anak bangsa itu sendiri yang harus ada kesadaran. Situasi tersebut bisa tercipta apabila diciptakan papan sandang pangan murah, dan keamanan terjamin serta stabilitas politik terjaga .