Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tren konsumsi tinggi, terutama pada kelompok bahan makanan dan transportasi selama perayaan Lebaran menjadi penyumbang inflasi Juli 2016 yang sebesar 0,69 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Sepanjang Juli 2016, BPS mencatat tingkat inflasi untuk kelompok bahan makanan sebesar 1,12 persen dengan andil 0,23 persen, dan untuk kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,22 persen dengan andil inflasi 0,22 persen.

“Dua kelompok tersebut mencatat inflasi tertinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya. Paling tinggi ini karena beban makanan, jadi puasa dan Lebaran ini sangat mempengaruhi sekali,” ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (1/8).

Selain kenaikan pengeluaran untuk makanan, lanjut Suryamin, panjangnya masa arus balik dan arus mudik pada Lebaran juga turut memicu kenaikan inflasi dari transportasi dan jasa. Inflasi bulanan pada Juli 2016 ini sedikit lebih tinggi dibandingkan Juni 2016 yang sebesar 0,66 persen.

“Karena lebaran pada 6 Juli 2016, artinya 1-5 2016 Juli ini masih ada pengaruh arus mudik dan setelah 6 Juli-15 Juli itu arus balik,” tuturnya.

Selain inflasi dari kelompok bahan makanan dan transportasi, kata Suryamin, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau turut meyumbang inflasi sebesar 0,54 persen denan andil 0,09 persen.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,24 persen, dengan andil 0,06 persen.

Selanjutnya inflasi kelompok sandang 0,44 persen dengan andil 0,03 persen, kelompok kesehatan 0,37 persen dengan andil 0,02 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,51 persen dengan andil 0,04 persen.

Suryamin menerangkan inflasi komponen inti sepanjang Juli mencapai 0,34 persen dengan andil 0,26 persen.

Kemudian, inflasi juga dibentuk dari kenaikan harga pada kelompok yang diatur pemerintah (administered prices) mencapai 1,32 persen dengan andil 0,20 persen, dan inflasi harga-harga bergejolak (volatile food) mencapai 1,20 persen dengan andil 0,23 persen.

Dengan inflasi bulanan sebesar 0,69 persen pada Juli 2016, maka inflasi tahunan sebesar 3,21 persen (year on year/yoy), dan inflasi tahun kalender mencapai 1,76 persen (year to date/ytd).

Suryamin mengatakan laju inflasi 0,69 persen juga menjadi capaian inflasi Juli terendah dalam lima tahun terakhir.

Dengan inflasi tahunan sebesar 3,21 persen, dan tahun kalender 1,76 persen, capaian tersebut masih sesuai dengan asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 4 persen dan juga proyeksi Bank Indonesia di 3-5 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka