Jember, Aktual.com – 905 Calon Jamaah Haji asal Jember, Rabu (15/6) diberangkatkan. Mereka berada dalam 3 kelompok terbang (kloter), yakni kloter 24, kloter 26 dan kloter 27. Calon jamaah berkumpul di Gedung Balai Serba Guna Kaliwates Jember untuk mengikuti pelepasan dan doa bersama.

Bupati Jember H. Hendy Siswanto yang hadir bersama dengan Wakil Bupati KH. MB. Firjaun Barlaman serta sejumlah ulama termasuk mantan Wakil Bupati Jember KH. Abdul Muqit Arief, dalam kesempatan tersebut menyatakan, agar jamaah haji menjaga kesehatan dan tetap memakai masker selama di Arab Saudi, mengingat saat ini kondisi cuaca di Arab Saudi sangat ekstrim dan panas.

“Saya pesan kepada jamaah haji asal Kabupaten Jember, semoga berangkat sampai pulang bisa diberi keselamatan, dan selalu menjaga kesehatan selama beribadah haji, mengingat saat ini di Makkah kondisi cuaca sangat ekstrim dan panas, agar jamaah tetap memakai masker meski covid sudah melandai, hal ini untuk mengantisipasi adanya debu yang berterbangan,” ujar Bupati Jember H. Hendy Siswanto.

Bupati menambahkan, sejatinya jumlah jamaah haji yang berangkat dari Kabupaten Jember mencapai 2000 lebih, namun karena adanya regulasi, jumlahnya menjadi 905 orang. “Sebenarnya ada 2000 jamaah calon haji kita, Cuma karena ada regulasi pembatasan usia dan kesehatan, jumlahnya menjadi 905,” jelas Bupati.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jember Muhammad S.Sos. MPd.I, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa jamaah calon haji akan berangkat dari Jember pada tanggal 20, 21 dan 22 Juni, sebelum berangkat jamaah haji akan terlebih dahulu menjalani swab di asrama haji Surabaya.

“Jumlah ini sudah ready yakni 905 jamaah, mudah-mudahan saat swab di asrama haji nanti semuanya negatif dan bisa berangkat semua,” ujar Muhammad.

Ketika ditanya apakah ada jamaah calon haji cadangan yang disiapkan untuk pemberangkatan tahun ini jika ditengah perjalanan ada jamaah yang berhalangan, misal hasil swab positif? Dengan tegas Muhammad menyatakan bahwa Kemenag tidak menyiapkan jamaah calon haji cadangan.

“Tidak ada calon cadangan, jika hasil swab nanti ada yang positif, maka jamaah akan di karantina dulu, dan akan diberangkatkan bersama dengan kloter lainnya di belakangnya,” jelas Muhammad.

Sementara Ahmad Taufiq salah satu jamaah calon haji asal Semboro, saat ditemui di sela-sela pelepasan dan doa bersama, kepada wartawan mengatakan, bahwa dirinya sebenarnya berangkat haji pada tahun 2020 lalu, namun karena pandemi, baru tahun ini mendapat kesempatan berangkat.

“Saya daftar haji tahun 2011, dan pelunasan pada tahun 2019, saya sebenarnya dijadwalkan berangkat haji pada 2020 lalu, namun karena pandemi baru tahun ini bisa beribadah haji,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai guru.

Taufiq juga menyatakan, jika biaya haji tahun ini ada kenaikan, jika pada saat dirinya melakukan pelunasan pada tahun 2019 lalu, biaya haji yang ia lunasi sebesar Rp. 37 juta lebih, namun pada saat pemberangkatan biaya naik menjadi Rp. 42 juta, namun oleh pemerintah jamaah haji tidak perlu menambah biaya tambahan karena disubsidi oleh pemerintah.

“Kalau biayanya waktu pelunasan dulu, saya bayar RP. 37 juta lebih, dan tahun ini biayanya juga naik menjadi Rp. 42 juta, namun meski biayanya naik, kami tidak disuruh membayar biaya tambahan, karena sudah di subsidi oleh pemerintah,” pungkas pria yang berangkat ke tanah suci bersama dengan istrinya.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

Aminuddin Aziz