Menlu Retno Marsudi mendampingi empat WNI yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016).Sebanyak empat (ABK) kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Crist tersebut akhirnya dibebaskan setelah disandera kelompok militan Abu Sayyaf sejak 15 Maret lalu.

Jakarta, Aktual.com – Sebagai program lanjutan dari pembebasan 10 warga negara Indonesia, yang disandera oleh kelompok milisi Abu Sayyaf pertengahan Maret 2016, sebanyak 30 anak Suku Sulu, Filipina Selatan sejak tahun lalu mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah Yayasan Sukma Bangsa.

Anggota Komnas HAM Prof Hafid Abbas mengatakan, pendidikan tersebut merupakan bagian dari diplomasi kebudayaan dalam upaya membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf.

Hal itu disampaikannya dalam acara napak tilas di Konigstedt Manor (Government House) di Helsinki, Finlandia, pada Kamis 6 April 2017.

“Sekolah Sukma tak cuma mendidik anak-anak Aceh tapi juga puluhan anak dari Filipina Selatan,” ujar Hafid, Sabtu (8/7).

Konigstedt Manor pada 2005 diketahui sebagai lokasi perundingan damai antara perwakilan pemerintah RI dan para tokoh Gerakan Aceh Merdeka yang difasilitasi mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu