Kupang, Aktual.com – Sebanyak 300 prajurit TNI-AD ditarik dari perbatasan RI-Timor Leste akibat minimnya anggaran, untuk membiayai kegiatan operasional para prajurit di tapal batas kedua negara.
Komandan Korem 161-Wirasakti Kupang, NTT Brigjen TNI Heri Wiranto mengatakan, penarikan pasukan tersebut membawa konsekuensi terhadap aktivitas para prajurit di pos perbatasan.
“Sejumlah pos perbatasan terpaksa tidak diisi oleh prajurit, karena jumlah personel saat ini tinggal hanya 350 orang dari total 600 prajurit TNI-AD yang bertugas di perbatasan RI-Timor Leste,” kata dia di Kupang, Rabu (26/10).
Pengurangan jumlah pasukan tersebut, karena anggaran operasional TNI dipotong, sehingga konsekuensi yang harus diambil adalah dengan mengurangi pasukan yang bertugas di perbatasan negara.
Dia mengkhawatirkan dengan adanya pengurangan pasukan tersebut tingkat kejahatan di wilayah batas negara seperti penyelundupan akan semakin meningkat. “Mungkin saja bisa terjadi, karena sebagian pos pengamanan kita kosong, tidak ada prajurit yang jaga lagi di sana.”
Danrem mengharapkan jumlah personel yang ada dapat bekerja secara maksimal untuk mengamankan setiap jengkal wilayah mencegah terjadinya aksi penyelundupan. Karena itu, kata Danrem Wiranto, pembentukan Komando Daerah Militer di Nusa Tenggara Timur merupakan pilihan paling tepat untuk menjawab semua kekurangan yang ada.
“Kami berharap ada ‘political will’ dari pemerintah Provinsi NTT terhadap pembentukan Kodam di daerah ini dengan ikut mendesak Jakarta untuk segera menyetujuinya.”
Dia menambahkan posisi NTT sangat strategis karena berbatasan langsung dengan dua negara, Australia dan Timor Leste sehingga pembentukan Kodam sudah menjadi sebuah keharusan.
Dengan adanya Kodam, tambahnya, NTT tidak perlu lagi mendatangkan pasukan dari luar untuk menjaga wilayah perbatasan serta pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan kedua negara tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu