Brussel, Aktual.com — Sekitar 3.000 orang melakukan unjuk rasa menentang pembatasan imigran, di Brussel, Belgia. Mereka membantangkan spanduk bertuliskan “Amankan Perjalanan Sekarang” sebagai dukungan untuk orang yang melarikan diri dari konflik dan penganiayaan.

Beberapa pengunjuk rasa secara simbolis mengenakan jaket keselamatan dan selimut sebagai bentuk kepedulian atas perjalanan berbahaya yang dilakukan kaum migran pengungsi, terutama dari Suriah yang sedang dilanda konflik dalam perahu reot yang berlayar dari Laut Aegean Sea menuju Eropa.

Sebagaimana perjuangan bangsa Eropa untuk mengatasi gelombang kaum migran, para pengunjuk rasa berpegang teguh pada hak-hak para pengungsi untuk mendapatkan keselamatan jiwa.

“Di mana pun tempat sebagaimana termaktub dalam Konvensi Jenewa bahwa satu negara yang menutup wilayah perbatasanya bagi para pengungsi — justru melakukan pelanggaran,” kata Beatrice Dispaux sebagaimana dikutip Kantor Berita Belgia Belga, Minggu (28/2).

“Orang-orang itu butuh pertolongan dan penampungan. Kami dapat memberikan mereka semua itu. Dalam situasi kritis, para politikus harus segera bertindak,” ujar aktivis perempuan itu menambahkan.

Beberapa pengunjuk rasa juga menggelar aksi serupa di Jerman yang menjadi magnet bagi para pencari suaka untuk mendapatkan kehidupan baru di Eropa.

Sementara kelompok asoasi masyarakat Belgia di dalam lamannya menyatakan bahwa sekitar 100 kota di seantero Eropa dan sekitarnya digelar unjuk rasa untuk mendukung kaum pendatang tersebut.

Sementara itu, menurut polisi, para pengunjuk rasa yang lebih kecil diikuti ratusan orang di Paris, Prancis, dan kota-kota lainnya di Eropa.

Di pusat Kota Paris sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul, sedangkan para pengunjuk rasa di wilayah utara Kota Hamburg, Jerman, mengibarkan bendera Afghanistan dan poster bertuliskan “Tidak ada Negara, Tidak ada Perbatasan.” Sepanjang negara-negara Balkan yang menjadi rute para migran yang dilalui ratusan ribu orang yang melarikan diri dari peperangan dan penderitaan tahun lalu saat ini menutup wilayah perbatasannya bagi bangsa Afghanistan dan hanya mengizinkan para migran dari Suriah and Irak untuk melintas.

Kelompok-kelompk Hak Asasi Manisia termasuk Amnesty International bergabung dalam beberapa aksi unjuk rasa di Eropa bersama beberapa kelompok sayap kiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara