Jakarta, Aktual.com – Direktur Perencanaan Korporat Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) Nicke Widyawati mengatakan gardu induk tua dan transmisi menjadi salah satu penyebab seringnya Jakarta terkena pemadaman listrik bergilir meskipun pasokan listrik di Jawa berlebih.
“Kami ada riset kelebihan pasokan di Jawa 30-40 persen. Tapi kenapa kok Jakarta masih ada pemadaman? Masalahnya bukan di kapasitas pembangkit, tetapi di gardu induk dan transmisi,” kata Nicke di Jakarta, Jumat (9/9).
Nicke mengatakan pada praktiknya, kota besar seperti Jakarta seharusnya sudah membangun 61 gardu induk baru dengan menyesuaikan pasokan yang ada dan ekonomi yang semakin bertumbuh pesat.
Menurut dia, dominasi jumlah gardu induk lama untuk kota sebesar Jakarta seharusnya tidak lebih dari 65 persen, namun saat ini gardu yang sudah lama, bahkan dibangun sejak 70 tahun lalu mencapai 85-90 persen.
Namun demikian, untuk membangun satu gardu di Jakarta, PLN membutuhkan luas lahan sekitar 2.000 meter dan pembebasan lahan masih menjadi kendala.
“Kita mau cari (lahan) dimana? Itu (gardu baru) perlunya terutama di Menteng dan Senayan. Ini masalah yang kita hadapi saat ini,” ujar Nicke.
PLN pun berkoordinasi dengan Pemprov DKI dan Pemerintah Daerah untuk mendapatkan lokasi, salah satunya yang sudah didapatkan yakni di lahan hijau dengan rencana desain yang tidak mengganggu pemandangan ibu kota.
Ia menambahkan dengan rencana pembangunan pembangkit listrik 80 gigawatt pada 10 tahun mendatang, PLN perlu membangun 67.900 km sirkuit, namun selama ini perseroan hanya mampu membangun 800 km sirkuit per tahun.
Pembebasan lahan menjadi kendala yang sulit diselesaikan karena adanya anggapan masyarakat sekitar bahwa pembangunan transmisi di kawasan rumah penduduk menyebabkan radiasi.
“Ketika ada pembangunan transmisi di dekatnya, semua masyarakat pada ‘gak’ mau, beda dengan membangun jalan tol yang tanahnya dibeli harga jualnya akan naik,” kata Nicke.
Saat ini, jumlah rumah tangga yang sudah difasilitasi oleh listrik PLN sebanyak 62 juta rumah tangga dengan rasio elektrifikasi hingga akhir 2015 sebesar 88,3 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka