Jakarta, Aktual.com – Aksi bela Islam II memunculkan fakta-fakta baru, salah satunya ihwal situasi dan kondisi internal Kepolisian. Front Pembela Islam (FPI) menduga ada oknum polisi yang juga menginginkan aksi bela Islam yang digelar pekan lalu berakhir dengan bentrokan.
“Iya sudah kita antisipasi. Cuma karena didesain dari pihak yang menginginkan bentrok. Di pihak aparat juga ada penyusupnya,” kata Juru Bicara FPI, Munarman saat dihubungi, Selasa (8/11).
Pihak FPI sendiri masih mempertanyakan sikap polisi kala bentrokan terjadi. Pasalnya, dari pengeras suara Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan penembakan gas air mata ke massa aksi.
“Karena itu sengaja menunggu momen, provokator dari pihak aparat melepaskan tembakan gas air mata sampai gak mau berhenti, padahal Kapolri sudah memerintahkan untuk menghentikan tembakan gas air mata,”
Meski begitu, FPI juga meyakini adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab berada di barisan massa aksi. “Provokatornya ada di dua belah pihak,” tegasnya.
Bentrokan antara massa aksi bela Islam II dengan aparat memang tak bisa dihindari.
Tapi sayangnya, dari pihak polisi tidak menyadari bahwa massa yang bentrok hanya dibarisan depan. Namun, upaya penghentian seolah seluruh massa di Jalan Merdeka Barat ikut bentrok dengan aparat.
Bahkan, para ulama yang saat bentrok masih di atas mobil komando ikut disasar oleh polisi dengan gas air mata.
M. Zhacky Kusumo
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan