Jakarta, aktual.com – Sebanyak 335 individu pemegang paspor asing dan 76 warga Palestina yang mengalami luka-luka berhasil meninggalkan Gaza melalui pintu perbatasan Rafah, yang merupakan peristiwa pertama dalam tiga minggu terakhir.

Pembukaan pintu perbatasan Rafah ini memberikan kesempatan bagi Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk melakukan evakuasi warga negara Indonesia dari Gaza ke Mesir.

Saat ini, terdapat 10 warga negara Indonesia yang berada di Gaza, di antaranya tiga relawan dari lembaga penyalur bantuan kemanusiaan MER-C, serta WNI lain yang merupakan warga yang menikah dengan penduduk setempat.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, telah mengungkapkan bahwa tim dari Kementerian Luar Negeri Indonesia di Kairo telah tiba di Rafah pada Rabu (01/11) untuk mempersiapkan kemungkinan operasi evakuasi.

“Diperoleh informasi kemungkinan pergerakan evakuasi WNA, termasuk WNI, melalui pintu Rafah kemungkinan, sekali lagi kemungkinan, akan dapat segera dilakukan,” ungkap Retno sebagaimana dikutip dari situs Kemlu RI.

Retno dengan tegas menyampaikan bahwa situasinya sangat berubah-ubah dan kemungkinan evakuasi tidak akan dilaksanakan secara serentak.

“Pergerakan kemungkinan besar tidak akan dapat dilakukan secara sekaligus, tetapi bertahap dan dengan mengutamakan keselamatan. Sekali lagi, dengan mengutamakan keselamatan.”

“Betul-betul situasi sangat dinamis. Tapi yang kita perlu pastikan adalah kalau toh ada perjalanan, maka perjalanan itu sudah mendapat jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat,” papar Retno.

Perbatasan Rafah dari Gaza ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak Israel melancarkan serangan balasan terhadap serangan milisi Hamas pada 7 Oktober yang lalu.

Selain ratusan warga yang telah meninggalkan Gaza menuju Mesir, 20 truk pengangkut bantuan juga diizinkan memasuki Gaza dari Mesir.

Sementara itu, di Gaza, layanan telepon dan internet mengalami gangguan total, menurut penyedia layanan komunikasi Paltel.

Israel telah melakukan serangan udara terhadap Gaza sejak serangan yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan 1.400 orang tewas dan 239 orang lainnya diculik sebagai sandera.

Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 8.700 orang telah kehilangan nyawa sejak dimulainya serangan balasan oleh Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain