Puluhan siswa SDN 07 Ranomeeto Barat melintasi kali untuk tiba di sekolahnya melaksanakan ujian sekolah, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (17/5). Tidak ada akses jalan menuju ke sekolah puluhan siswa dan beberapa orang guru harus menyeberangi kali Konaweha sekitar 45 meter dan bila air kali meluap dipastikan mereka meliburkan diri. ANTARA FOTO/Jojon/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Konsul Jenderal RI Kuching, Serawak, Malaysia, Jahar Gultom mengatakan, sekitar 3.600 anak TKI usia sekolah terpaksa tidak mengenyam pendidikan formal karena ikut orang tuanya bekerja di perkebunan kelapa sawit.

“Mereka tidak mendapatkan pendidikan formal sebagaimana mestinya mengingat tidak adanya akses pendidikan bagi mereka. Di samping lokasi tempat tinggal mereka jauh di pedalaman, mereka juga tidak dapat diterima di sekolah milik pemerintah karena regulasi setempat mengatur bahwa pekerja asing tidak diperbolehkan untuk membawa keluarga,” ujarnya di Kuching, Rabu (12/4).

Jahar mengatakan KJRI Kuching telah mengimbau pemilik perusahaan agar memberikan fasilitas pendidikan sementara kepada anak-anak tersebut, minimal mengajarkan untuk bisa membaca, menulis dan berhitung.

Menurutnya imbauan tersebut mendapat sambutan yang positif dari beberapa perusahaan dengan mendirikan Community Learning Center (CLC) atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Ada yang menyediakan ruangan khusus atau bahkan ada di antaranya yang membangun gedung khusus untuk kegiatan belajar-mengajar anak-anak tersebut,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid