“Kita akan cek data penderita dari tahun 2015 hingga 2018. Kita lihat nama pasien, asal kampung, lalu kita panggil kepala kampung dan tanya apakah penderita masih hidup atau tidak. Jika masih ada, kita bisa tolong,” katanya.
Dari pertemuan bersama kepala kampung nanti, pemkab berharap menerima informasi tentang menghambat yang menyebabkan warga ODHA tidak rajin memeriksakan diri dan membawa obat.
“Kalau karena malu datang membawa obat, atau secara fisik pasien ini tidak bisa berdiri atau dia tidak punya transport dari tempat asal ke Tiom, kita bisa ambil langkah, apakah buka pos atau apalah,” katanya.