Jakarta, Aktual.com – Kementerian ESDM mencatat penawaran blok minyak dan gas bumi dengan skema kontrak bagi hasil dari produksi kotor (gross split) diminati investor.
“Skema ‘gross split’ diminati oleh investor. Sudah ada lima blok migas yang mencapai kesepakatan dengan skema ‘gross split’ pada 2017,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial di Jakarta, Selasa (9/1).
Kelima blok tersebut adalah Andaman I, Andaman II, Pekawai, West Yamdena, dan Merak-Lampung, yang dilelang dan laku pada 2017.
Sebaliknya, Ego menyatakan blok migas yang dilelang dengan skema biaya operasi yang dikembalikan (cost recovery) pada 2015 dan 2016, justru tidak ada yang laku.
Menurut dia, pada 2017, dari 10 blok migas jenis konvensional yang dilelang, lima di antaranya laku atau 50 persen dari target.
Ego juga menambahkan, pada 2017, upaya pemerintah mendorong efisiensi biaya operasi kegiatan migas sudah mulai terlihat dari jumlah penerimaan yang lebih besar dari “cost recovery”.
Pada 2017, realisasi penerimaan pemerintah mencapai 13,1 miliar dolar AS, sementara “cost recovery” hanya sebesar 11,3 miliar dolar AS.
Sedangkan, pada 2016, penerimaan pemerintah tercatat sebesar 9,9 miliar dolar AS dan “cost recovery” terealisasi lebih besar yakni 11,5 miliar dolar AS.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara