Anak pengungsi, yang melarikan diri bersama keluarga mereka dari kekerasan wilayah dikuasai Negara Islam, al-Bab, menunggu saat terjebak di desa Akda, Suriah untuk menyeberang ke Turki, Sabtu (23/1). Penjaga perbatasan Turki menghalangi pengungsi untuk mendekati perbatasan negara mereka, menurut keterangan aktivis. ANTARA FOTO/REUTERS/Abdalrhman Ismail/djo/16

Jakarta, Aktual.com-Sebanyak 500 ribu anak di Suriah saat ini terisolir dari bantuan kemanusiaan. Demikian dikatakan oleh Direktur Eksekutif UNICEF, Anthony Lake, dalam siaran pers, Selasa (29/11). Isolasi ini terjadi akibat pengepungan yang membuat akses untuk mendapatkan bantuan.

UNICEF menyerukan agar segera dicabutnya pengepungan sehingga anak yang tersebar di 15 daerah di zona konflik ini dapat menerima layanan dasar. “Buat jutaan manusia di Suriah, hidup telah menjadi mimpi buruk tanpa akhir –terutama buat ratusan ribu anak yang hidup dalam pengepungan,” kata Anthony Lake.

“Anak-anak dibunuh dan cedera, terlalu takut untuk pergi sekolah atau bahkan bermain, dan hanya hidup dengan mengandalkan sangat sedikit makanan dan nyaris tak tersedia obat,” kata Lake.

Sebagian masyarakat telah menerima terlalu sedikit bahkan tidak menerima bantuan dalam waktu hampir dua tahun. Di Aleppo Timur saja, UNICEF memperkirakan 100.000 anak hidup dalam pengepungan.

Dengan tak-adanya ruang aman, anak-anak beralih ke tempat bermain bawah tanah, sekolah dan rumah sakit untuk terus bermain, belajar dan, ketika perlu, mencari perawatan medis.

Di satu daerah terkepung, satu kelompok relawan membuat lahan bermain dan satu tempat parkir dengan menghubungkan serangkaian ruan bawah tanah. Rata-rata, sebanyak 200 anak datang ke tempat bermain itu setiap hari.

Di satu daerah terkepung lain, satu sekolah bawah tanah menyediakan buat 250 anak perempuan kesempatan untuk terus bisa belajar.

Saat konflik mendekati tahun ke enam, UNICEF kembali mengeluarkan seruannya kepada semua pihak agar mencabut pengepungan di seluruh Suriah, dan mengizinkan serta memfasilitasi akses-kemanusiaan segera, tanpa syarat dan berkelanjutan ke semua daerah di seluruh negara Timur Tengah yang dilanda perang tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara