Jakarta, Aktual.com — Peminjaman utang kepada China Development Bank (CDB) dengan menjadikan tiga bank BUMN sebagai penjamin dalam rangka untuk mempermulus sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia kian mendapati sorotan publik.

Ketiga bank BUMN itu, Bank Mandiri, BNI, dan BRI akan disalurkan kepada sejumlah perusahaan yang bergerak disektor infrastruktur.

Anggota Komisi XI DPR RI, Hendrawan Supratikno mengatakan, dari pinjaman tersebut setidaknya ada sekitar 52 persen dana yang masuk bukan tersalurkan kepada perusahaan infrastruktur.

“Kami dari komisi IX DPR RI telah memonitor kemungkinan alokasi kredit yang diperoleh dari bank China itu diberikan pada perusahaan yang tidak sepenuhnya bergerak pada bidang infrastruktur, perhitungan kami yang bergerak dalam sektor infrastruktur kurang lebih 48 persen,” kata Hendrawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (6/4).

Hendrawan mengaku khawatir dengan pinjaman utang sebesar Us$3 miliar atau sekitar Rp43,4 triliun untuk pengerjaan sejumlah projek infrastruktur yang telah dibagi-bagi kesetiap perusahaan yang telah ditunjuk. Pasalnya, setiap penujukan perusahaan tersebut tidak terlepas dari resiko yang sangat besar.

“Kami khawatir projek yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan yang memperoleh kredit ini dari bank Mandiri, BNI dan BRI ini secara bisnis dalam perhitungan bisnis resikonya besar,” ujarnya.

“Itu sebabnya kami mendesak agar bank-bank BUMN ini terus memonitor jangan sampai pengembangan BUMN ini hanya dijadikan “jaminan”untuk projek dengan tingkat resiko yang besar seperti itu,” tandas ketua DPP PDI Perjuangan itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang