Seorang warga mengambil barang bekas yang sekiranya masih layak dimanfaatkan di pesisir objek wisata pantai Kalaki, Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12). Banjir yang merendam ribuan rumah dari lima kecamatan di Kota Bima mengakibatkan seluruh barang milik warga hanyut dan terseret hingga menumpuk di pesisir pantai. ANTARA FOTO/Dhimas B Pratama/ama/16.

Bima, Aktual.com – Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mendata sebanyak 6.936 jiwa warga kota terkena dampak banjir bandang hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian.

“Pengungsi yang masih berada di pos pengungsian berjumlah 6.936 orang,” kata Pelaksana tugas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin, Kamis (29/12).

Ke-6.936 korban bencana banjir tersebut berada pada 33 titik lokasi pengungsian tersebar di wilayah Kota Bima. “Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing.”

Untuk melayani pengungsi dapur umum sudah bertambah menjadi 17 titik dengan kapasitas masak 21.700 bungkus per hari.

Selain kegiatan pembersihan dan distribusi sandang dan pangan, langkah penanganan yang sedang dilaksanakan saat ini, lanjut Syahrial serangkaian kegiatan mendapatkan informasi dan data yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi.

Berdasarkan laporan para lurah dan camat hingga Rabu malam (28/12), jumlah rumah terdampak banjir pada 33 kelurahan mencapai 19.400 rumah.

Sementara, bangunan milik pemerintah yang terdampak banjir sebanyak 31 kantor dengan nilai kerugian beragam. “Secara keseluruhan diperkirakan mencapai Rp7,8 miliar.”

Sampai saat ini warga yang menerima pelayanan kesehatan sudah mencapai 12.111 jiwa pada 10 pos statis dan 51 pos mobil dilayani 23 tim medis dan relawan.

“Dari jumlah itu, 4.579 warga menjalani rawat jalan dan 33 warga menjalani rawat inap.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu