Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto. (ilustrasi/aktual.com)

Partai Golkar yang berdiri sejak tahun 1964 saat ini tumbuh maenad partai modern, sirkulasi kepemimpinan berjalan dengan baik, demokratis, mampu membangun resolusi konflik, dan semuanya terwakili secara adil dalam power sharing pasca pemilu 2019. Ini semua terjadi di periode kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Di tengah badai politik yang mendera Partai Golkar dalam beberapa tahun belakangan ini, seperti dualisme kepemimpinan, dan Ketua Umum di periode sebelumnya terkena proses hukum oleh KPK, Airlangga yang di Munas lalu terpilih sebagai Ketua Umum telah membawa Partai Golkar dalam posisi signifikan dalam kancah politik Indonesia. Airlangga terbukti mampu membawa Golkar mengatasi krisis, dan mempertahankan tradisi kepemimpinannya dalam politik Indonesia.

Airlangga mampu membawa jati diri Partai Golkar ke posisi terhormat, hal ini dapat kita lihat dalam beberapa hal: Pertama, Golkar dihargai dan turut serta dalam pemerintahan dimana tiga posisi kementerian dipercayakan kepada kader Golkar.

Kedua, sekalipun tidak memiliki calon Presiden namun Golkar mampu mempertahankan posisinya sebagai partai kedua terbesar di DPR RI dan hanya berada dibawah PDIP sebagai pemenang pemilu 2019.

Ketiga, redanya berbagai macam konflik diantara faksi-faksi yang ada menunjukkan kepemimpinan integratif Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang teduh, solutif, berintegritas dan memiliki kapasitas.

Keempat, portofolio dan peran yang dimiliki Partai Golkar dalam pemerintahan saat ini relatif mengemuka, utamanya terlihat dalam posisi Ketua Umum Airlangga Hartarto yang menjabat sebagai Menko Perekonomian maupun peran signifikan Golkar dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin.

Kelima, dukungan internal di tubuh Partai Golkar baik struktural maupun tokoh-tokohnya kepada figur Airlangga Hartarto. Keenam, yang tak kalah pentingnya adalah sinyal dan dukungan pemerintah saat ini terhadap kepemimpinan Airlangga Hartarto tentu menjadi modal signifikan untuk melanjutkan kepemimpinannya di periode berikutnya. Kepemimpinan Airlangga diharapkan menjadi faktor signifikan bagi terciptanya hubungan harmonis Golkar dan pemerintah.

Keenam hal tersebut menjadi alasan yang objektif sebagai dasar Dukungan untuk Airlangga Hartarto memimpin Partai Golkar periode 2019-2024. Karenanya, Musyawarah untuk mufakat adalah jalan yang terbaik guna mempersatukan semua energi Kader membangun Golkar yang kuat, mengembalikan kejayaannya pada Pemilu 2024 mendatang. Golkar Maju, Indonesia Jaya.

Oleh: Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, SH, ME (Anggota Dewan Pakar Partai Golkar)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan