Semarang, Aktual.co — Sebanyak enam tersangka yang bersama-sama menembak mati seorang tokoh oposisi Rusia Boris Nemtsov, akhirnya bunuh diri dengan meledakan dirinya di Ibu Kota Republik Chech, Rusia.
Televisi pemerintah melaporkan, Minggu lalu, tersangka meledakkan diri setelah mereka bersembunyi di sebuah gedung di Gronzy ketika polisi sudah mengepung lokasi (TKP), Sabtu sore.
Dilansir dari laman CNN, salah satu tersangka yang diketahui identitasnya, Beslan Shavanov (30). Saat itu, polisi mengepung gedung, dan Shavano mencoba melarikan diri dengan melempar granat ke arah polisi, sebelum meledakkan dirinya.
Tersangka keenam dalam penembakan mati seorang tokoh oposisi atas Rusia meledakkan dirinya setelah pembicaraan dengan polisi berakhir buntu di ibukota Republik Chechnya, demikian, lapor Televisi pemerintah, pada Minggu.
Berita penangkapan itu datang dari Otoritas Rusia yang telah melaporkan lima penangkapan yang berkaitan dengan pembunuhan Boris Nemtsov tersebut.
Salah satu dari mereka yang ditangkap mengaku punya alibi, demikian kantor berita Rusia, Sputnik News melaporkan.
“Pada saat pembunuhan itu, aku sedang bekerja seperti biasanya saya setiap hari. Ada banyak orang, rekan-rekan saya, yang akan mengkonfirmasi ini,” kata kantor berita Rusia, mengutip dari Tamerlan Eskerkhanov yang mengatakan di Pengadilan Negeri Basmanny Moskow.
Dua tersangka telah didakwa secara resmi dan tiga tersangka yang telah ditetapkan berstatus tersangka.
Untuk diketahui, Nemtsov, salah satu kritikus paling vokal era pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Ia ditembak di bagian belakang di sebuah jembatan Moskow, saat ia berjalan dengan pacarnya di dekat Kremlin pada akhir Februari lalu.
Putin telah diberitahukan terkait penangkapan sehubungan dengan kematian Nemtsov, kata media Rusia, mengutip Direktur Dinas Keamanan Federal, Alexander Bortnikov.
Sementara itu, dua tersangka lainnya adalah Anzor Gubashev dan Zaur Dadayev. Tersangka lainnya yaitu, Ramzan Bakhayev dan Shagit Gubashev, adik Anzor, menurut laporan Sputnik, yang juga mengatakan Dadayev merupakan salah satu dari lima tersangka yang mengaku bersalah – meskipun belum diketahui kejahatan itu secara jelas.
Bortnikov mengatakan, bahwa mereka yang ditahan berasal dari wilayah Selatan Kaukasus Utara, yang selama bertahun-tahun telah menjadi ajang kerusuhan dan pemberontakan.
Artikel ini ditulis oleh: