Sementara para guru mengatakan, mogok makan yang dilakukan tersebut bertujuan menyoroti nasib sekitar 150.000 pegawai negeri, termasuk akademisi, hakim dan tentara, yang dicopot atau dipecat dari pekerjaan mereka sejak terjadinya kudeta yang gagal.
Pihak berwenang Turki menuduh kudeta tersebut dilakukan oleh ulama Fethullah Gulen dan pendukungnya. Namun Gulen menyangkal terlibat dalam kudeta.
Kelompok hak asasi manusia dan Uni Eropa mengatakan bahwa Presiden Tayyip Erdogan menggunakan tindakan keras dalam menyikapi perbedaan pendapat di Turki, namun dia dan pemerintahannya menolak tuduhan tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu