Jakarta, aktual.com – Sebanyak 71 wasit karate terbaik di Indonesia akan diturunkan untuk memimpin pertandingan Kejuaraan Nasional Karate Pra-PON 2019 di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 4-6 November.

Sebelum itu, para wasit harus mengikuti tahap seleksi oleh Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) di Jakarta dari 30 Oktober sampai 3 November.

“Di kegiatan ini ada tahap ‘refreshing’, yang menyeleksi sebanyak 71 wasit pra-pon dari 105 kandidat yang hadir. Mereka yang mengikuti seleksi merupakan wasit yang punya pengalaman memimpin pertandingan tingkat nasional dan internasional,” kata Ketua Dewan Wasit PB Forki Haifendri Putih usai konferensi pers di Jakarta, Minggu.

PB Forki memerlukan wasit dengan kriteria tinggi mengingat karate adalah  olahraga yang tidak terukur sehingga dibutuhkan wasit yang jujur dan profesional, serta punya jam terbang tinggi.

Oleh karena itu wasit diseleksi ketat agar mendapatkan sumber daya yang prima dan terukur.

“Harapannya pas pertandingan Pra-PON bisa memberikan penilaian objektif dan atlet yang terpilih pun merupakan atlet yang terbaik untuk mewakili tiap daerah di PON 2020,” kata dia.

Kejurnas Karate Pra-PON 2019 adalah fase kualifikasi bagi karateka nasional agar bisa turun dalam PON 2020 di Papua, dan sudah dipastikan 32 dari 34 pengurus daerah Forki ikut dalam persaingan besok.

Dalam waktu bersamaan PB Forki juga menggelar kegiatan penataran dan ujian bagi para wasit karate nasional.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja dewan wasit untuk peningkatan kompetensi wasit nasional dan pemerataan kualitas wasit, selain mencari wasit terbaik untuk diturunkan pada Kejurnas Pra-PON.

“Wasit karate jumlahnya besar, sekitar 1.200 orang, tapi faktanya keberadaannya tidak merata dan masih tertumpuk di kota-kota besar seperti Jakart, Bandung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara misalnya.”

“Nah yang datang ini mewakili 24 provinsi, dan 17 (dari 22) perguruan karate,” pungkas Fendri.

Dari 584 peserta ujian yang melalui pengujian ketat, PB Forki hanya meloloskan 150 orang yang dinilai sesuai dengan nilai terbaik dan standar Forki.

“Dengan ujian ini para wasit yang hadir bisa nenularkan kemampuannya dan mengembangkan wawasan perwasitan di daerah masing-masing agar lebih bagus lagi,” katanya. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin