Sementara, Reaz Ahmer selaku direktur umum Departemen Penanganan Bencana Bangladesh mengkhawatirkan terkait kelangkaan bahan makanan dan penyebaran penyakit.

“Dengan menurunnya ketinggian air, ada kemungkinan terjadinya epidemi penyakit. Kami khawatir akan terjadi wabah penyakit yang muncul dari genangan jika pasokan air bersih tidak segera dipastikan,” kata Ahmed kepada Reuters.

Ketinggian air, yang telah mencapai level di atas tanda bahaya, telah merusak 225 jembatan di Bangladesh. Kerusakan ini membuat otoritas sulit mendistribusikan makanan dan obat-obatan bagi para warga yang mengungsi dari rumah mereka.

Sementara itu, di negara bagian Assam, India, yang berbatasan dengan Bangladesh, sedikitnya 180 orang juga telah kehilangan nyawa akibat banjir dalam beberapa pekan terakhir.

“Banjir telah menyapu semua hal, bahkan tidak ada tanda-tanda adanya atap rumah yang tersisa,” kata Lakshmi Das, seorang ibu tiga anak yang tinggal di Kaliabor, Assam. “Kami bahkan tidak punya pakaian ganti. Pemerintah tidak menyalurkan bantuan apa pun,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu