Pasalnya selama tiga pekan Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB menguasai Kampung Banti, Kimbeli dan kampung-kampung lain di sekitar itu, warga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, anak-anak sekolah diliburkan lantaran guru dan petugas medis tidak berani tinggal di kampung itu.

“Kita sebenarnya tidak ingin mereka dipindahkan karena secara tidak langsung akan menimbulkan permasalahan sosial baru. Tapi setelah berbicara dan meyakinkan kembali sepertinya keinginan untuk pindah sementara ini harus dipenuhi,” jelas Boy Rafli.

Satgas Terpadu, katanya, telah berkoordinasi dengan manajemen PT Freeport Indonesia dan Pemkab Mimika agar siap memfasilitasi, menampung dan mengurus ratusan warga yang mengungsi sementara waktu ke Timika itu.

“Kami berharap perjalanan mereka ke Timika aman dan lancar sehingga mereka mendapatkan suatu kondisi pemulihan kembali dari adanya tekanan psikis yang cukup terasa di kalangan masyarakat setempat,” ujar Kapolda.

Adapun sekitar 200-an warga yang bekerja sebagai karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya memilih tetap tinggal di Banti dan Kimbeli lantaran mereka harus bekerja.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara