Jakarta, Aktual.co —Kepala Museum Zoologycum Bogoriense Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Rosichon Ubaidillah mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung menyebabkan 92 persen spesies ikan hilang.
“LIPI mencoba menelusuri kembali di sungai anakannya mungkin masih tersisa,” kata Rosichon di Jakarta, Jumat (14/11).
Menurut dia, hilangnya sekitar 172 spesies ikan disebabkan oleh pendangkalan sungai, pembuangan limbah kimia maupun plastik dan juga tersapu banjir besar.
“Dulu memang pernah ada banjir tapi struktur ekosistemnya masih ada tempat untuk berlindung. Sekarang nggak ada. Batu diambil, semua dirusak,” katanya.
Berdasarkan data yang diperoleh LIPI sejak tahun 1910 hingga 2013, ikan yang sudah tidak ada lagi di Sungai Ciliwung antara lain belida, putak (Notopterus notopterus), berukung (Barbichthys laevis), brek (Barbonymus balleroides), keperas (Cyclocheilichthys apogon) dan ikan hitam (Labeo chrysopekadion).
Ada juga ikan yang terancam punah di Ciliwung, antara lain ikan hampal (Hampala macrolepidota), genggehek (Mystacoleucus marginatus) dan baung (Hemibagrus nemurus).
Rosichon mengatakan hilangnya ikan tersebut juga disebabkan oleh ikan invasif seperti sapu-sapu, bawal dan alligator gar.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid