Jakarta, Aktual.co — Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal menyatakan, aksi warga yang menuntut dilakukannya pemekaran Seram Utara terkendali dengan dikerahkannya personil Polres setempat dan Bataliyon Infantri (Yonif) 731/Kabaressy.
“Terpenting mengendalikan aksi warga yang memblokir jalan, membakar simbol – simbol negara di kecamatan Seram Utara maupun usaha milik pihak swasta,” katanya dihubungi dari Ambon, Jumat (12/12) malam.
Aksi warga Seram Utara itu mengakibatkan aktivitas lalulintas terbarikade sejak Kamis (11/12) sehingga transportasi ke Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah maupun Seram Bagian Timur (SBT) lumpuh.
Mereka melampiaskan emosi setelah mendengar penjelasan Bupati Abua saat sidang paripurna DPRD Maluku Tengah di Masohi, Kamis (11/12).
Barikade jalan dilakukan tepat di kawasan hutan Pasanea yang merupakan satu-satunya akses jalan darat menuju Kecamatan Seram Utara dan SBT.
Bupati menyesalkan aksi yang anarkis dengan mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
“Saya bukan menolak pemekaran kecamatan Seram Utara menjadi Kabupaten Seram Utara Raya. Namun, sejumlah kriteria belum memenuhi ketentuan undang – undang (UU) sehingga warga hendaknya memahami,” ujarnya.
Karena itu, personil Polres Maluku Tengah dan Yonif 731/Kabaressy diminta mengendalikan situasi agar jalan terakses dan aksi pembakaran dihentikan.
“Pastinya siapa pun yang terlibat aksi anarkis nantinya diproses aparat penegak hukum, termasuk kemungkinan ada aktor intelektual mendalangi perbuatan tersebut,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















