Jakarta, Aktual.co —Kejaksaan Agung (Kejagung) masih enggan membeberkan pemilik 10 rekening mencurigakan hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
“Nanti saja lah kalau sudah ada keterangan,” ujar Direktur Penyidikan pada Jampidsus Suyadi di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (12/12),
Lantas, apakah ke-10 rekening yang disebut-sebut transaksinya mencurigakan itu milik sejumlah kepala daerah.
Suyadi mengaku pihaknya masih mendalami rekening-rekening tersebut dan sempat mengatakan, bahwa ke-10 rekening “gendut” itu bukan milik sejumlah kepala daerah.
“Itu bukan kepala daerah itu, nanti saja lah,” timpal Suyadi saat disinggung terkait kepemilikan rekening tersebut.
Termasuk saat media menanyakan, apakah rekening itu milik belasan tersangka proyek pengadaan dan pembangunan Gardu Induk PLN yang kini tengah disidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Suyadi masih tak mau menyampaikannya.
“Kalau Kejati pasti yang logisnya di DKI. Tanyakan dulu sama Pak Kajati (M Adi Toegarisman-Red.) ya. Yang jelas wilayah beliau DKI Jakarta,” ungkap Suyadi.
Tak hilang trik, awak media terus menyebut beberapa kasus korupsi yang ditangani Penyidik Pidana Khusus Gedung Bundar, di antaranya kasus dugaan korupsi pengadaan 5 unit pemandam kebakaran (damkar) senilai Rp 63 milyar di Angkasa Pura I.
Namun Suyadi tetap tidak mau membocorkannya. Ia hanya mengatakan, bahwa penyidikan kasus yang sudah menjadikan Direktur Utama Angkasa Pura I, Tommy Soetomo dan Direktur PT Scientek Computindo, Hendra Liem sebagai tersangka itu masih terus berjalan.
“Masih berjalan itu sih. Ditunggu saja lah ya. Nanti dilihat ya perkembangannya,” kata Suyadi.
‪Saat awak media kembali menanyakan apakah rekening gendut itu milik kepala daerah, Suyadi masih menyampaikan keterangan yang hampir sama.
“Itu bukan kepala daerah. Cuma beberapa laporan saja sudah lama itu kita buka lagi. Kebetulan ada yang kepala daerah. Setahu saya baru satu yang kepala daerah. Selain itu tidak ada,” tandasnya.‬
Meski sempat memberikan sedikit bocoran, tapi Suyadi tetap tidak mau menyebut nama kepala daerah tersebut.
“Yang jelas nanti kalau sudah ada perkembangan, ya gulirkan saja lah. Itu baru berjalan segitu sudah saya blow up nanti malah kabur. Itu kan baru penyelidikan‬,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby