Makasar, Aktual.com — Pemerintah Sulawesi Selatan akan melakukan antisipasi kenaikan harga bahan pokok dan kelangkaan bahan pokok jelang dan selama bulan puasa ramadhan di sejumlah pasar tradisional di kota Makassar.

Dalam melakukan antisipasi, Pemerintah Sulsel akan melakukan intervensi secara langsung dalam menjaga kestabilan harga di sejumlah pasar tradisional.

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pihaknya telah meminta ke sejumlah pihak untuk turut melakukan pemantauan di beberapa pasar tradisional untuk mengawasi harga secara langsung.

“Untuk itu selain jajaran Pemprov, unsur aparat kepolisian, TNI serta Jaksa juga turun untuk memantau harga, untuk menstabilkan harga jelang Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri tahun 2015 ini,” kata Syahrul, saat memimpin rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Baruga Sangiaseri Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa (16/6/).

Menurut Syahrul, ada komoditi strategis yang memang harus diintervensi pemerintah agar harganya tidak terlalu berfluktuasi.

“Kalau tidak dijaga, bisa  menjadi  pemicu terjadinya inflasi. Oleh karena itu harus terus dijaga,” jelasnya.

Sejumlah langkah antisipatif lainnya juga dilakukan untuk menjaga stabilitas harga diantaranya dengan memperkuat buffer stok dan menyiapkan pasar murah jika memang dibutuhkan.

“Kita berharap  agar masyarakat segera melaporkan jika adanya distorsi yang terjadi akan kelangkaan bahan pokok di seluruh wilayah Sulsel,” ungkap Syahrul.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Dadi Aryadi menilai langkah-langkah yang ditempuh TPID Sulsel untuk menekan inflasi dan menjaga harga kebutuhan pokok jelang Ramadan cukup proaktif.

Dadi mengungkapkan pihaknya akan mendukung program TPID, Pemprov Sulsel dan pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga inflasi di daerah ini agar tetap berada di level rendah, dan akan terus berkoordinasi dengan TPID agar kondisi ekonomi tetap stabil.

Selain itu, Dadi juga mengungkapkan menjelang Ramadan dan lebaran Idul Fitri ini, Bank Indonesia menyiapkan uang tunai senilai Rp7,3 triliun untuk digunakan bertransaksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka