Jakarta, Aktual.co — Empat abad lalu sejarah mencatat tentang penemuan teleskop. Sekarang, teleskop dikembangkan lebih besar dalam mengamati obyek penelitian lebih tajam ke luar angkasa.
Para peneliti mambangun sebuah teleskop raksasa yang diproyeksikan menjadi teleskop terbesar di dunia. Nama teleskop itu, European Extremely Large Telescope (E-ELT).
Organisasi multinasional, European Southern Observatory, pada 4 Desember lalu, membangun teleskop tersebut yang menelan biaya sekitar 1 miliar Euro lebih atau 1,3 miliar dolar AS ( atau setara dengan Rp15 triliun, red). Proyek pembangunan itu akan selesai pada 2024, demikian Space melaporkan.
Teleskop optik tercanggih yang disebut ‘Mata Langit Raksasa’ ini mengusung infra merah. E-ELT akan menampilkan gambar terbaik hingga berkali-kali lipat, memberikan kemampuan yang tak tertandingi, dalam memperbesar obyek yang diteliti.
Teleskop raksasa tersebut dibangun di atas gurun Cerro Armazones, 3.000 meter (10.000 kaki) dari kaki gunung Atacama di Chil. Gurun tersebut adalah salah satu wilayah terkering di Bumi dan dianggap sebagai salah satu tempat terbaik oleh ilmuwan dalam mengamati obeyek langit.
E-ELT akan menghasilkan penajaman 15 kali lipat ketimbang teleskop optik terbesar saat ini Teleskop Ruang Angkasa Hubble.
“Ke depannya, ilmu astronomi akan semakin maju,” kata Dr. Jay M. Pasachoff, profesor astronomi di Williams College, Massachusetts.
“Kita berada di ilmu astronomi pada Milenium Baru,” ujar Pasachoff yang juga merangkap penulis kajian ilmiah, kepada The Huffington Post, dalam surat elektronik-nya, Selasa (09/12)
“Dengan diameter raksasanya, ditambah dengan optik inovasi terbaru, kita akan lebih cepat mempelajari atmosfer Bumi. Selain itu, teleskop ini nantinya akan memberikan gambar rinci lebih jauh tentang Galaksi, termasuk Planet-planet sekitar dalam mencari kehidupan di luar sana (antariksa),” paparnya lagi.
Selain E-ELT, juga ada teleskop lainnya di Bumi. Seperti, Giant Magellan Telescope (GMT), yang akan dibangun di Las Campanas, Chili, yang siap beroperasi pada 2021 mendatang.
Dan, juga ada teleskop Thirty Meter Telescope (TMT), yang akan dibangun di kawasan Mauna Kea Hawai, pada 2022.
“Masih banyak yang harus kita lakukan untuk generasi muda saat ini dengan teleskop. Dan mereka sangat penting dalam melatih astronom muda yang ahli di masa mendatang,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: