Jakarta, Aktual.co —Penghentian Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, didukung oleh Pemprov DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Ahok mendukung penghentian Kurikulum 2013 karena kurikulum tersebut terkesan dipaksakan tanpa persiapan yang matang yang justru berdampak buruk pada pihak sekolah, baik guru maupun murid.
“Saya kira sudah tepat ya keputusan menteri. Kurikulum 2013 ini enggak siap betul, ngapain dipaksain (berjalan),” ujar Ahok di Balai Kota, Senin (8/12).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun juga mendukung hal tersebut.
“Harusnya dalam kurikulum itu harus ada kumpulan norma, kaidah, yang harus dibangun supaya nanti hal itu tertanam dalam kepribadian bangsa,” ujar Lasro di Balai Kota, Senin (8/12).
Ia mengatakan perlu adanya pendidikan moral sedini mungkin. Pendidikan tersebut dapat dimulai di pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan porsi yang lebih besar, dan akan mengecil hingga pendidikan perguruan tinggi. Selain pendidikan moral, pendidikan agama dan sosial kebangsaan juga penting. Karena ketiga gal itu menjadi landasan penting dalam pembentukan karakter individu.
“Itu yang harus diperdalam dalam kurikulum. Dari PAUD sampai SD misalkan diterapkan 60 persen dan pengetahuan 40 persen, nanti SMP 50 persen nilai dan 50 persen pengetahuan, dan seterusnya,” ujarnya.
Untuk mencegah pelaksanaan kurikulum yang terpaksa, Lasro menyarankan agar perlu dilakukan uji coba terhadap kurikulum tersebut dan juga memastikan bahwa masyarakat dalam hal ini pihak sekolah dam murid sanggup untuk menjalankan.
“Perlu ada uji kesiapan lah,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid