Jakarta, Aktual.co — Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) menilai Daniel Purba bukanlah orang yang tepat untuk masuk dalam tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM). Pasalnya, sebagai mantan pejabat Petral disamping mengetahui sisi positif, Daniel terindikasi masuk jaringan mafia migas.

“Orang yang direkrut dalam tim reformasi, yang mewakili Pertamina itu bukanlah orang-orang yang menjadi bagian dalam perbaikan di Pertamina termasuk Petral. Daniel Purba bukanlah bagian dari proses perbaikan,” ujar Presiden KSPMI Faisal Yusra di Jakarta, Senin (8/12).

Menurutnya, orang-orang yang termasuk ke dalam bagian perbaikan di tubuh Petral adalah jajaran yang ada sejak tahun 2012 sampai sekarang, yang mampu memutus rantai pembelian minyak melalui trader. Sementara Daniel Purba merupakan pejabat di Petral sebelum tahun 2012 yang membuat anak usaha Pertamina itu terjerumus dalam sejumlah kasus.

“Saya meyakini orang-orang yang menjabat di Petral sejak 2012 sampai sekarang, tapi sebelum tahun itu saya meragukan orang-orangnya. Dan jika Faisal Basri kemarin menyebut soal Hin Leong, saya rasa Daniel Purba juga terlibat,” ujarnya.

Perlu diketahui, Hin leong adalah perusahaan Trader dan Storage di Singapura. Perusahaan paling besar untuk dagang solar. Perusahaan ini terkenal suka membeli solar selundupan dari Indonesia dan suka menaikan harga MOPS sehingga merugikan Indonesia. Korelasi Hin Leong dengan Petral yang saat itu di bawah pimpinan Ari Soemarno adalah melalui Daniel Purba yang merupakan kolega Hin Leong.

Waktu Daniel jadi VP Petral dibawah Ari Soemarno sewaktu menjabat Director di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong. Maka dari itu seharusnya KPK audit kekayaan Daniel Purba yang sekarang menjadi anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas dibawah Faisal Basri.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka