Jakarta, Aktual.co —  Pengamat ekonomi-politik dari AEPI Salamuddin Daeng mengatakan bahwa Tim Reformasi tata kelola migas di bawah pimpinan Faisal Basri terkesan grasak-grusuk, statement yang dihasilkan tidak terstruktur dengan baik.

“Statemen Faisal Basri diawal kajian sudah nabrak Pertamina dan Petral. Kesan tim ini membawa agenda tertentu dari kelompok tertentu. Mereka tidak melakukan pendekatan komprehensif,” ujar Salamuddin Daeng di Jakarta, Sabtu, (6/11).

Menurutnya, pembentukan tim reformasi tata kelola migas ini dasar pembentukannya sudah salah. Tim ini dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri ESDM. Sedangkan Pertamina dan Petral itu berada di bawah menteri BUMN Rini Soemarno.

“Saya sudah baca roadmap mereka, belum-belum sudah menyalahkan subsidi, anti subsidi. kemudian tax intensif. Mestinya melihat cost recovery yang tidak sebanding dengan tingkat lifting minyak. banyak kontrak-kontrak yang bermasalah.  Mestinya lihat, regulasi, dasar Undang-undang,” tegasnya.

Menurutnya, Tim ini belum menyentuh regulasi, belum menyentuh hulu migas. Namun menyerang sektor hilir, membawa kepentingan tertentu. Sektor impor minyak, keuntungan banyak dan cepat dilakukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka