Jakarta, Aktual.co — Usulan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk “melempar” obligasi PT Pertamina (Persero) ke pasar saham mendapat tanggapan beragam.
Pengamat politik-ekonomi Ichsanuddin Noorsy mempertanyakan usulan tersebut. Menurut dia, obligasi yang dilempar ke lantai bursa itu bertujuan untuk mengganti hutang Pertamina dalam bentuk USD menjadi sebuah hal yang sah-sah saja.
“Tapi ini apakah obligasi yang dilempar ke lantai bursa itu bertujuan untuk bayar hutang dalam bentuk USD (dolar) apa tidak?,” kata Ichsan, di Jakarta, Jumat (5/12).
Noorsy mengatakan, sebuah perusahaan yang memiliki hutang dalam bentuk USD pasti mengalami kerugian. Dia mencontoh, Pertamina melakukan importnya dengan menggunakan kurs (dolar) dalam posisi seperti itu tidak dilindungi. Sehingga fluktuasi nilai tukar memukul habis-habisan.
“Obligasi yang dilempar ke lantai bursaa sebenarnya bertujuan untuk menutup utang-utang yang berstatus USD,” kata dia.
“Pertanyannya, apa memang betul obligasi pertamina yang dilempar itu hasilnya didaya gunakan untuk membayar (hutang) itu?. Kan itu tergantung kebijakan yang namanya aksi korporasi yang bisa saja dalam rangka tidak membayar utang (bentuk US dolar), tetapi dalam rangka investasi. Sehingga, posisi awal melibatkan obligasi membayar utang menjadi tidak terpenuhi.”
Oleh karena itu, dia menyarankan harus adanya kontrol atas obligasi tersebut. “Yakni komisaris dan DPR dalam hal ini Komisi VII dan Komisi XI cara melihatnya,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang

















