Jakarta, Aktual.co — Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy menilai jika ketentuan diskon yang digembar-gemborkan oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri ESDM, Sudirman Said dan Surya Paloh tidak pernah ada.
“Saya kira untuk Angola, yang biaya pokok produksinya diatas 90-an dia akan keberatan dengan posisi diskon USD15 /barel. Dan dia akan bicara pasti tidak 15 dolar. Karena 15 dolar itu besar sekali,” tukasnya.
Seperti diketahui, pernyataan pemerintah jika kerjasama dengan Sonangol akan memberikan keuntungan berupa diskon sebesar USD 15/barel. Yang Ternyata dibantah oleh Sonangol tidak ada pemberian diskon tersebut yang tercantum dalam surat balasan Sonangol Asia ke pemerintah.
Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Sonangol ini dikuasai oleh oleh konglomerasi China yang diketahui bernama Sam Pa. Sam Pa dianggap media-media Barat sebagai pemilik CIF. Di Angola, tangannya melalui China Sonangol. Dan Sam Pa ini memiliki koneksi sangat kuat dengan para kepala negara di Afrika dan Amerika Latin.
Kritikan tajam terkait kerjasama itu muncul dari berbagai kalangan, termasuk dari akademisi.
Seperti pakar energi dari Universitas Indonesia, Prof. Iwa Garniwa menilai pemerintah telah melakukan kebohongan publik terkait kerjasama Goverment to Goverment dengan Sonangol EP.
Pasalnya, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said sebelum kontrak ditandatangani sudah melakukan pencitraan ke publik dengan mengatakan ada diskon USD15bbl atau penghematan Rp30 miliar per hari.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang